Penelitian terbaru
pembuatan organ tubuh manusia, vagina di dalam laboratorium, telah berhasil ditanamkan
kedalam tubuh manusia dengan sukses.
Penelitian terbaru
ini sungguh luar biasa dan telah membawa kemajuan besar dalam bidang
teknologi
kedokteran untuk masa depan – Yang mana pada gilirannnya nanti, pada
suatu saat kelak, manusia benar-benar telah mampu menguasai pembuatan organ tubuh manusia sendiri, yang
mengalami kerusakan, cedera, atau yang tidak ada (cacat bawaan) menjadi ada.
Jurnal Ilmiah
terkemuka, The Lancet, Kamis (10/04) lalu merilis 2 penelitian terbaru para
ilmuwan dari AS, Meksiko dan Swiss, yang telah berhasil mengembangkan organ
tubuh reproduksi (vagina dan rahim) di dalam laboratorium, serta tulang rawan
hidung yang juga telah berhasil ditranspalantasikan pada tubuh pasien, dikutip
dari sumber CNN.
Meski penelitian
terbaru ini bukan untuk yang pertama kalinya, dimana para ilmuwan telah
berhasil merekayasa pembuatan organ tubuh manusia – Dimana dalam hal ini pada
dasarnya adalah menciptakan menciptakan organ tubuh manusia yang baru, yang memang
sebelumnya tidak ada. Secara khusus, hal yang membedakannya pada studi terbaru
ini adalah mengenai ukuran serta kompleksitas organ tubuh itu sendiri.
Ivan Martin, seorang
profesor teknik jaringan di University Hospital Basel di Swiss, dan sekaligus
penulis penulis studi tentang tulang
rawan hidung tersebut mengatakan, “Ini adalah
langkah maju dan lebih menantang (dalam bidang organ, maksudnya).” "Semua
langkah-langkah tambahan akhirnya telah berhasil menunjukkan bahwa sangat
mungkin seseorang “engineer” jaringan dapat membantu pasien," ujarnya.
Studi rekayasa
jaringan sel itu terutama difokuskan pada perbaikan, seperti membakar kulit,
pengembalian fungsi otot otot dalam suatu kecelakaan, dan disfungsional kandung
kemih. Kemajuan terbaru yang melampaui perbaikan hanya sebatas pada penggantian
organ.
Salah satu studi
tersebut terlibat pada kasus 4 pasien remaja yang terlahir dengan kondisi yang
sangat langka dan jarang terjadi, yang disebut Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser
Syndrome. Dimana keempat pasien tersebut terlahir dengan kondisi cacat yang
langka, tidak mempunyai rahim, tidak mempunyai vagina dan beberapa disfungsi
organ lainnya.
Pembuatan organ tubuh manusia (Vagina) dengan rekayasa jaringan sel
Pada awalnya proses
pembuatan organ tubuh manusia (vagina) pada sistem reproduksi melalui rekayasa jaringan sel ini, tampaknya terdengar
sangat sederhana.
Para ilmuwan
memulainya dengan menciptakan perancah 3D, yang menggambarkan dimensi organ
tubuh pasien yang hilang atau tidak ada. Mereka kemudian mengambil jaringan otot
kecil dan jaringan sel dari pasien yang kemudian di ekstrak selnya. Menurut Dr
Anthony Atala, dari Wake Forest Institute for Regenerative Medicine dan penulis
utama studi organ vagina ini mengatakan, “Ini tidak seperti menambahkan organ
anda yang rusak. Kami telah menciptakan organ tubuh manusia,” ia menjelaskan.
Proses selanjutnya jaringan
sel tersebut kemudian digunakan sebagai "benih" (atau tersebar) pada
berbagai permukaan perancah 3-D, dimana organ tersebut dibiarkan bertumbuh
alami selama kurun waktu beberapa minggu didalam laboratorium atau berada
diluar tubuh manusia.
Tahapan berikutnya,
perancah organ tubuh manusia tersebut tersebut bekerja dengan beberapa tujuan.
Menyediakan kerangka kerja dimana diatasnya organ baru yang dirancang bisa
bertumbuh. Mereka juga menggunakan bahan-bahan yang setiap waktu bisa menerap
dalam tubuh. Kemudian wadah ini dalam prosesnya secara perlahan terus menyerap,
sementara jaringan sel unggulan yang baru terus bertumbuh dengan cepat.
Tidak ada penolakan
dari dalam dalam tubuh, pada saat vagina tersebut ditanamkan kedalam tubuh.
“Tubuh mengakui bahwa organ itu sebagai miliknya,” ujar Dr Atala. Ini sama
seperti organ tubuh manusia normal lainnya, dimana semua organ tersebut juga
bertumbuh bersama pasien.
Normal bagi pasien
menurut Atala, berarti secara struktural organ tubuh manusia tersebut utuh dan
berfungsi normal sebagai organ reproduksi. Tahap berikutnya, keempat pasien
lalu menyelesaikan survei mengenai tingkat normal hasrat, gairah, pelumasan,
orgasme, tingkat kepuasan dan hubungan yang menyakitkan. Selama studi, tercatat
2 orang pasien mengalami haid – Ini berarti telah terjadi ovulasi dan ada
kemungkinan akan terjadi proses reproduksi nantinya.
Ini sama pentingnya
dengan struktural organ manusia untuk penggunaan autologous (artinya dari organisme
yang sama) untuk mengembangkan jaringan. Lalu sel autologous bertugas menjaga
tubuh dan mengobati organ yang tidak ada atau rusak sebagai hal yang asing,
diman jaringan sel itu sendiri menanggapinya dengan serius, ketika jaringan sel
tambahan tersebut datang sebagai organ bantuan.
Menurut editorial
penelitian terbaru ini, yang juga dipublikasikan dalam The Lancet, ada
kebutuhan besar terhadap jaringan sel yang tersedia, untuk mengganti atau
memperbaiki bagian tubuh yang sakit atau rusak. Teknik rekayasa jaringan sel telah
berkembang sedemikian pesatnya dan menawarkan solusi untuk berinovasi, papar penulis
editorial The Lancet.
Sementara pada kasus
kedua adalah pembuatan organ tubuh manusia berupa tulang rawan hidung, untuk
membangun kembali lubang hidung yang rusak akibat serangan kanker kulit.
Biasanya pada kasus ini, ahli bedah akan menggunakan tulang rawan dari telinga,
tulang rusuk atau septum untuk merekonstruksinya – Namun proses ini dinilai akan
menyakitkan bagi pasien.
Sama seperti pada
penelitian terbaru mengenai organ vagina diatas, para ilmuwan lantas melakukan
prosedur yang sama, dengan memotong sebuah jaringan sel kecil, kira-kira
seukuran mata pena dari septum hidung pasien, yang memungkinkannya untuk
berkembang, kemudian jaringan sel tersebut ditaruh pada sistim perancah 3D, sehingga
akhirnya membentuk lapisan tipis tulang rawan – Yang kemudian tulang rawan
hasil rekayasa jaringan sel tersebut ditanamkan kedalam luka pasien serta
dibiarkan berkembang secara alami.
Hasilnya sungguh
menggembirakan hati para ilwuwan, struktur hidung pasien mulai terbentuk dengan
estetika utuh dan berfungsi normal. Para ilmuwan juga bisa menggunakan jaringan
di biopsi itu, sekitar 40 kali lebih kecil dari yang digunakan selama proses
rekonstruksi konvensional.
Pada kedua
penelitian terbaru itu, dilaporkan hampir tidak terjadi komplikasi yang berarti,
bahkan setelah pasca penanganan tindak lanjut, bertahun-tahun sesudahnya.
Penelitian terbaru
mengenai pembuatan organ tubuh manusia melalui rekayasa jaringan sel pada tubuh ini
akhirnya telah berhasil menunjukan bahwa hal itu dapat memenuhi harapan pasien,
terlebih lagi di masa depan.
Author: Putra Dedy
0 Response to "Penelitian Terbaru Pembuatan Organ Tubuh Manusia (Vagina) di Dalam Laboratorium"
Post a Comment